LAMPUNG – Melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), tim dosen Institut Teknologi Sumatera (Itera) membangun reaktor fixed dome di Desa Labuan Ratu Satu, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur.
Reaktor fixed dome tersebut dirancang untuk mengolah kotoran sapi menjadi biogas. Reaktor tersebut tidak hanya menawarkan solusi energi alternatif tetapi juga memberikan manfaat tambahan berupa pupuk cair, yang berguna untuk pertanian warga.
Pekerjaan pembangunan ini diketuai oleh dosen Program Studi Teknik Kimia Itera, Andri Sanjaya, S.T., M.Eng., dengan dukungan dua dosen lainnya Yunita Fahni, S.T., M.T., dan Nurul Mawaddah, S.T., M.T. Tim tersebut turut melibatkan lima mahasiswa yaitu Anugrah Ayub Waskito, M Bagus Tri Jaya, Arifino Decika Rachman, Agriadi Dwi Nugroho P, dan Amedeo Cavendish.
Ketua tim PKM, Andri Sanjaya menyampaikan, penerapan teknologi fixed dome di Desa Labuan Ratu Satu diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain.
Dengan mengolah kotoran sapi menjadi energi bersih, desa ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan negatif yang diakibatkan oleh kotoran sapi, tetapi juga menciptakan sumber energi yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Proyek ini menunjukkan bahwa teknologi sederhana dapat memberikan manfaat besar, dan semoga menginspirasi desa-desa lain untuk mengikuti jejak ini.
“Teknologi ini cocok diterapkan di desa, karena biaya pembangunannya yang relatif murah dan perawatannya mudah. Selain itu, teknologi ini juga ramah lingkungan, dan tidak ada limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses ini,” ujar Andri, Senin, 5 Agustus 2024.
Dengan mengolah kotoran sapi menjadi energi bersih, desa ini tidak hanya mengurangi dampak lingkungan negatif yang diakibatkan oleh kotoran sapi, tetapi juga menciptakan sumber energi yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Andri menambahkan, kegiatan tersebut merupakan hibah Program Pengabdian kepada Masyarakat pada Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat tahun 2024.
Kegiatan PKM ini adalah bentuk implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang didapatkan dari hasil riset dalam rangka memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat.
“Pemerintah desa sangat mendukung proyek ini karena manfaatnya yang besar. Mereka melihat ini sebagai peluang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan berkomitmen untuk terus mendukung proyek-proyek serupa ke depannya,” ujar Andri.
Partisipasi aktif masyarakat desa tidak hanya terbatas pada proses pembangunan. Mereka juga menerima pelatihan tentang cara merawat reaktor, menggunakan biogas, dan memanfaatkan pupuk cair.
Pelatihan ini sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan optimalisasi manfaat dari reaktor ini. Masyarakat sangat berterima kasih kepada Itera atas inisiatif ini yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga edukasi, meningkatkan pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan.
“Teknologi yang digunakan pada reaktor ini terbukti efisien dengan biaya perawatan yang rendah, menjadikannya solusi tepat guna bagi masyarakat desa,” ujar Andri.
Kepala Desa Labuan Ratu Satu, Herman Ansori, mengungkapkan kegembiraannya, masyarakat desa sudah menantikan sejak lama pengimplementasian teknologi yang efisien serta tepat guna seperti yang dibawa oleh Itera.
Dengan adanya reaktor ini, desa diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, menghemat biaya, serta meningkatkan kesuburan tanah melalui pupuk cair yang dihasilkan.
Teguh Supriono salah satu warga Desa Labuan Ratu Satu yang merasakan manfaat kegiatan ini mengaku bersyukur karena telah mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat secara langsung diterapkan, dan sangat bermanfaat untuk Masyarakat.
“Dahulu saya hanya menonton di televisi mengenai kotoran sapi bisa menjadi biogas, akan tetapi berkat Pak Andri dan dosen Itera, kami jadi tahu bagaimana kotoran sapi itu bisa menjadi biogas, dengan teknologinya dan penggunaannya,” kata Teguh. (rls/uji)