TANGGAMUS – “Ganti bupati, perubahan harga mati,” teriakan ini menggema sepanjang gelaran Kopdar Perubahan Millenial Moh. Saleh Asnawi.
Acara yang diinisiasi kaum millenial se-Tanggamus ini digelar di Posko Relawan Pemenangan Moh. Saleh Asnawi, Kejayaan Talang Padang, (Sabtu, 27/7).
Sejak pukul 9 pagi, kalangan millenial sudah berdatangan. Acara dimulai pukul 10 diisi dengan live musik oleh SBW Band, orasi politik, dan musikalisasi puisi. Setelah jeda Dzuhur, acara dilanjutkan dengan dialog millenial dengan Moh. Saleh Asnawi.
Tampak hadir sejumlah Anggota DPRD Kabupaten Tanggamus seperti Irwandi Suralaga, Nuzul Irsan, Mujibul Umam, Zulqi Kurniawan, dan Edy Yaliismi dari PKB, Fakhruddin Nugraha dari PKS, dan Sumiati dari PAN mendampingi Bang Haji Saleh.
Sebelum dialog dimulai, dilakukan launching dan pemutaran jingle Jalan Lurus yang diarransement oleh kelompok musik Bluesky.
Menurut Farhan, salah satu personal Bluesky, Jinggle Jalan Lurus tulus digubah untuk Bang Haji Saleh. “Lewat Jinggle ini kami ingin menyertai perjuangan Bang Haji Saleh” ujar Farhan.
Suara anak muda Tanggamus yang selama ini tidak pernah didengar oleh pemerintah disampaikan kepada Bang Haji Saleh. Jumlah putus sekolah dan pengangguran yang tinggi di kalangan muda menciptakan frustasi sosial. Narkoba, judi online, dan kriminalitas merebak di Tanggamus.
Terlihat banyak peserta menitikkan air mata saat Rizki Ebong membacakan puisi tentang pedihnya menjadi anak muda di Tanggamus.
Bang Haji Saleh sendiri dengan suara bergetar menjawab, bahwa tujuan ia kembali ke Tanggamus tidak lain untuk menjawab permasalahan anak-anak muda Tanggamus.
Perbaikan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, membangun perguruan tinggi, fasilitas UMKM, menyediakan sarana dan prasarana olahraga, termasuk mengembangkan destinasi pariwisata, menjadi program yang disampaikan Bang Haji Saleh di hadapan kaum millenial se-Tanggamus.
Dialog yang dimoderatori Rizky Adi Winarko berlangsung hampir dua jam. Antusias kaum millenial terlihat nyata. Mereka berdatangan secara swadaya dari seluruh kecamatan di Tanggamus. Bahkan, ada yang sengaja menyewa bus sendiri. Sejumlah millenial juga menegaskan mereka datang jauh-jauh untuk menjemput perubahan.
(*)